CHEROPHOBIA: KENALI PENYEBAB DAN GEJALANYA

Destenyka Anastasia Pricilla
5 min readApr 5, 2021

--

Cherophobia: perasaan takut untuk merasa bahagia

Manusia memiliki banyak sekali macam emosi. Di dalam kehidupan, kita pasti pernah merasa marah, takut, sedih, bahagia, dan berbagai macam emosi lainnya. Sebagai manusia, kita pasti sebenarnya lebih menginginkan untuk selalu merasa bahagia. Namun, sayangnya tidak semua hal dalam hidup berjalan sesuai dengan kehendak kita yang menyebabkan kita merasa tidak merasa bahagia. Seringkali saat kita merasa sangat senang, tetapi ketika tiba-tiba sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan kita, kita merasa kecewa. Contohnya, bayangkan kamu sebagai siswa SMA yang bersiap mengikuti Ujian Nasional. Kamu sudah belajar sangat keras, mengikuti berbagai macam Try Out dan latihan soal dan hasilnya selalu memuaskan pasti kamu akan merasa senang, bukan? Tetapi sayangnya ketika berhadapan langsung dengan Ujian Nasional, ternyata hasilnya tidak sesuai ekspektasimu dan tidak sebanding usahamu. Ibaratnya seperti diangkat terbang setinggi-tingginya, lalu dihempaskan saja ke permukaan. Tentu sakit rasanya!

Tapi, kalian pernah tidak merasa sangat kecewa sampai-sampai kalian takut buat bahagia lagi? Hm, kalau iya, tandanya kalian mengalami Cherophobia, loh. Kalian sudah tahu belum Cherophobia itu apa? Apa ya penyebabnya? Yuk kita simak!

PENGERTIAN CHEROPHOBIA

Cherophobia berasal dari dua kata, yaitu Chero yang diambil dari Bahasa Yunani yang artinya rejoice (Inggris) atau bersukacita (Indonesia). Sedangkan Phobia merupakan Bahasa Inggris yang artinya ketakutan. Berdasarkan penjelasan di atas, Cherophobia dapat didefinisikan sebagai rasa takut yang muncul dan menghalangi seseorang untuk merasa bahagia. Orang yang mengalami Cherophobia percaya bahwa setelah mereka merasa bahagia, pasti akan ada suatu hal buruk yang akan menimpanya. Orang dengan Cherophobia seringkali berasumsi bahwa kebahagiaan tidak bersifat stabil atau konstan. Asumsi ini membuat individu tersebut tidak ingin membenamkan diri mereka dalam rasa bahagia atau merasa bahwa mereka tidak pantas menerimanya.

Cherophobia sendiri bukan termasuk sebagai kategori gangguan kejiwaan. Belum banyak ahli yang menaruh perhatian pada kasus ini. Namun, banyak para ahli yang menduga keadaan sebagai salah satu bentuk gangguan kecemasan (anxiety disorder). Sumber kecemasan dan ketakutan yang mereka rasakan didapatkan dari rasa bahagia. Ketika akan dihadapkan pada situasi yang menyenangkan, orang yang mengalami Cherophobia sering merasa cemas terhadap kemungkinan-kemungkinan yang sebenarnya belum tentu terjadi selanjutnya. Mereka bahkan cenderung menghindari kegiatan-kegiatan yang membahagiakan diri mereka karena mereka merasa kebahagiaan itu mendatangkan kekecewaan bagi diri mereka.

CIRI-CIRI MENGALAMI CHEROPHOBIA

Seperti yang telah dijelaskan di atas, belum banyak ahli yang menaruh perhatian pada kasus Cherophobia sehingga kasus ini tidak mudah untuk dipahami. Pengalaman orang yang mengalami Cherophobia berbeda-beda sehingga ciri-cirinya sangat beragam. Walaupun demikian, kita masih bisa mengetahui ciri-ciri umum orang yang mengalami Cherophobia.

1. Merasa cemas secara berlebihan ketika mendatangi tempat yang ramai.

2. Mempercayai bahwa akan ada hal buruk yang menimpa ketika merasa bahagia.

3. Menolak atau menghindari untuk mengikuti kegiatan yang menyenangkan.

4. Merasa takut terhadap sesuatu yang membuat orang lain senang.

5. Merasa tidak pantas untuk merasakan kebahagiaan.

6. Merasa bahwa menunjukkan atau mengungkapkan kebahagiaan adalah kejahatan dan merasa bahwa kebahagiaan mereka dapat menyakiti orang lain.

7. Berpikir bahwa mengejar kebahagiaan dan merasa bahagia hanyalah membuang-buang waktu dan tenaga, karena mempercayai setiap di setiap nasib baik, ada bencana yang mengikuti.

Source: freepik.com

ORANG YANG RENTAN MENGALAMI CHEROPHOBIA

1. Korban Trauma

Seseorang yang mengalami trauma terhadap kejadian di masa lalu sangat rentan mengalami Cherophobia, karena mereka pernah mengalami tekanan dan kejadian yang amat menyedihkan di masa lalunya. Seseorang yang mengalami trauma menjadi takut untuk bahagia karena masih terbayang-bayang kejadian buruk yang menimpanya di masa lampau.

2. Orang yang Memiliki Kepribadian Introvert

Ketika suasana sedang menyenangkan, keadaan sekitar pasti akan ramai dengan hiruk-pikuk setiap orang. Tetapi di saat seperti ini orang dengan kepribadian introvert termasuk rentan mengalami Cherophobia. Kok bisa? Bisa, karena orang yang berkepribadian introvert tidak terbiasa dengan keramaian. Mereka lebih nyaman dengan keadaan sepi. Namun, ketika dihadapkan dengan keadaan sekitar yang ramai dan tak kondusif, mereka cenderung merasa tak nyaman ketika berada dalam pengaturan kelompok atau tempat-tempat yang terlalu ramai dan berisik.

3. Seseorang Perfeksionis

Seseorang yang perfeksionis merasa harus melakukan segala sesuatu dengan sangat sempurna. Mereka sebisa mungkin meminimalisir melakukan kesalahan dalam bekerja dan merasa semua harus sesuai dengan rencana. Seorang perfeksionis rentan mengalami Cherophobia karena mereka memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap sesuatu. Tetapi ketika ekspektasi mereka tidak sejalan dengan realita, mereka kerapkali merasa sangat kecewa. Perasaan kecewa itu dapat memicu ada Cherophobia pada seorang perfeksionis.

APAKAH CHEROPHOBIA DAPAT DIATASI?

Sama seperti gangguan kecemasan lainnya, Cherophobia tentu dapat diatasi! Namun, karena ciri-ciri orang yang mengalami Cherophobia sangatlah beragam dan minimnya penelitian terhadap kasus Cherophobia, maka penanganannya pun pasti berbeda-beda dengan menyesuaikan keadaan setiap orang yang mengalaminya. Tetapi, ketika kamu mulai merasa cemas dan takut untuk merasakan kebahagiaan, kamu bisa mencoba melakukan hal-hal berikut ini.

1. Relaksasi melalui teknik pernapasan, menulis jurnal tentang pengalaman yang kamu rasakan, melatih menjernihkan pikiran (meditasi), dan berolahraga.

2. Mencoba mengikuti kegiatan sosial yang selama ini dihindari. Dengan begitu, Anda akan meyakinkan diri bahwa perasaan bahagia yang kalian rasakan tidak akan memicu hal buruk.

3. Melakukan terapi kognitif (mengubah pola pikir negatif menjadi positif) perilaku bersama psikolog.

4. Hipnoterapi.

5. Berusaha untuk lebih jujur terhadap diri sendiri terhadap apa yang sedang dirasakan.

6. Mencari lingkungan pergaulan yang positif. Lingkungan pergaulan yang positif pasti dikerumuni oleh orang-orang yang positif pula. Pintar-pintar mencari lingkungan dan teman yang positif dapat menuntun kita menjadi lebih baik lagi.

Nah, sekarang kalian jadi lebih mengertikan tentang Cherophobia? Setelah baca-baca penjelasan di atas, adakah ciri-ciri Cherophobia yang kalian rasakan dalam diri kalian? Kalau ada, tidak apa-apa, kok! Kalian tidak sendiri. Juga, Cherophobia bukan sesuatu yang buruk loh! Sebenarnya bisa jadi Cherophobia adalah bentuk dari self-defense mechanism kalian yang muncul dalam otak untuk melindungi diri kalian sendiri. Sadar atau tidak sadar, kalian mungkin sebenarnya sedang membentengi diri dari trauma, ketakutan, tragedi, atau konflik masa lalu. Tetapi, perlu diingat juga bahwa sesuatu yang berlebihan itu tidak baik! Kecemasan berlebih yang membuat kita sampai takut untuk bahagia itu bisa menghambat kita untuk maju, loh! Menerima segala sesuatu yang terjadi pada kita secara lapang dada adalah salah satu caranya. Namun, apabila dirasa sulit untuk mengatasinya sendiri, cobalah minta bantuan dari pihak yang pandai di bidang ini, seperti dari Psikolog atau Psikiater. Pihak yang memang bekerja di bidang psikologi tentu lebih pandai dan lebih professional. Mereka akan lebih mudah membantu kalian menggali penyebabnya serta mencarikan langkah terbaik untuk mengatasinya. Satu persen menyediakan layanan konsultasi, loh. Dengan bantuan dari pihak yang profesional, bisa jadi kalian menemukan solusinya di sini. Jadi, tetap berusaha ya!

--

--

No responses yet